Sejak Senin dan Selasa, selama dua hari, LPM adakan workshop SPMI 9 Kriteria. Kegiatan diadakan di gedung Sutudent Center (SC) UIN Bukittinggi. Narasumber kali ini adalah Kepala SPI (Satuan Pengawas Internal) UIN Raden Mas Said Surakarta, Dr. Muh. Nashirudin, MA. M.Ag dan Kapus Pengembangan Standar Mutu UIN Raden Fatah Palembang, Indrawati, SS., M.Pd. Acara ini membahas tentang pelaksanaan SPMI 9 kriteria, mencakup efektifitas PPEPP, Kebijakan Nasional SPMI, Penyusunan dokumen formulir SPMI, Penyusunan Dokumen Manual SPMI, dan penyusunan dokumen standar SPMI.
Kegiatan ini dibukan oleh Wakil Rektor III (Dr. Arman Husni, MA.) yang bertindak mewakili Rektor yang berhalangan hadir. Beliau menyampaikan bahwa SPMI adalah fondasi penting untuk meningkatkan perguruan tinggi. Bagaimana Perguruan Tinggi (PT) dan Prodi itu bisa unggul bisa dilihat melalui indikatornya, diminati atau tidak. Terkait ini, menurut beliau, terletak dari solidnya SPMI yang dibangun oleh universitas. Ia berharap kegiatan ini bisa mengarahkan SPMI yang dimiliki oleh UIN Bukittinggi untuk disesuaikan secara lebih tepat sasaran.
Workshop SPMI 9 Kriteria ini turut dihadiri oleh para peserta dari berbagai unsur pimpinan universitas: Wakil Dekan 1, Kaprodi, Satuan Pengawas Internal, dan seluruh GKM universitas. Hal ini untuk meningkatkan pemahaman tugas-tugas yang terkait dengan SPMI. Misalnya saja dalam penyusun borang, di dalam pembuatannya terdiri dari berbagai kriteria yang setiap kriterianya berbeda pengerjaan. Agar SPMI universitas bisa efektif, maka tugas pokok dalam setiap kriteria harus aktif.
SPMI memiliki luaran yang nantinya akan menjadi dasar BAN-PT serta LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri) keilmuan dalam menetapkan akreditasi. Untuk itu terdapat kaitan erat antara SPMI yang dimiliki universitas dengan kegiatan yang ada di universitas berdasarkan standar Dikti. Di dalam standar tentunya memperhatikan standar nasional dan standar yang ditetapkan PT. Standar PT tersebut apakah melampaui atau minimal sama, maka mutunya bisa ditetapkan unggul.
Narasumber mengatakan bahwa di dalam landasan impelementasi penjaminan mutu PT perlu dilihat juga evaluasi harian yang telah dilakukan. Alurnya adalah evaluasi berasal dari kegiatan AMI (Audit Mutu Internal) yang di dalamnya akan ada temuan. Temuan ini dikelola sedemikian rupa, misalnya temuan positif akan menjadi catatan peningkatan. Sementara temuan negatif adalah ketidasesuaian yang perlu diperbaiki. Nantinya temuan di dalam AMI ini akan menjadi pengendalian temuan yang diulas di dalam RTM (Rapat Tinjauan Manajemen).
Sementara itu, kegiatan harian tidak terlepas dari fondasi dasar SPMI itu sendiri, yakni siklus PPEPP. Siklus tersebut bertindak sebagai roda mutu di fakultas dan Prodi untuk terus menjalankan PT ke arah yang tepat. Ketua LPM (Dr. Melyann Melani, M.Pd) berharap bahwa kegiatan workshop ini dapat membuka pemahaman kita bersama untuk menetapkan mutu yang tepat. Tentunya yang sesuai dengan aroma lingkungan UIN Bukittinggi. Paling tidak standar yang diharapkan secara nasional dapat tercapai, apalagi jika melebihi standar yang diinginkan. Meskipun acara hanya dilaksanakan dalam dua hari, Ketua LPM berharap bahwa kegiatan ini dapat dipahami oleh para peserta bahwa SPMI itu penting. (SA).
      Â